Faktorpendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokkan menjadi 3, faktor sekolah, personal, serta keluarga. yang ada di dalam kawasan hutan ini bisa mendaur ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia. Sayangnya, akhir-akhir ini kebakaran hutan di Indonesia semakin sering terjadi
mitosdan efeknya terhadap keyakinan, adat dan pranata pada solidaritas masyarakat untuk berlangsungnya secara berintegrasi dari suatu sistem sosial tertentu. Selain itu fungsi juga merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan harapan dapat tercapai apa yang diinginkan untuk mencapai tujuan (Soesanto, 1974:57). 2.
Keyakinaninilah yang menjadi motor penggerak emosi, akhlaq dan amal kita. Enam rukun iman, yang sudah kita hapal selama ini, merupakan dasar dari aqidah kita. "Dari Umar Ibnul Khaththab r.a, bahwa Rasulullah bersabda: Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan kepadanya adanya hari
Selamatdatang di Kuis Hari Bumi pertama kami! Cari tahu seberapa banyak yang Anda ketahui tentang planet kita, lingkungan, dan banyak lagi! Anda pasti akan mempelajari sesuatu yang baru. Di akhir kuis ini, setiap pertanyaan akan terjawab. Apakah Hari Bumi itu? Hari Bumi adalah acara tahunan untuk menunjukkan dukungan terhadap perlindungan
Peranlain Hari Akhir bagi akhlak dan keyakinan seseorang sangat jelas, karena manusia yang yakin akan adanya Hari Kiamat memandang dunia sesuai dengan realitanya dan menyakini dirinya tidak kekal di dunia. Dunia hanya tempat berteduh sementara, karena perjalanan sebenarnya manusia adalah menuju akhirat.
Site De Rencontre Pour Parent Seul. Eskatologi Islam Iman kepada hari akhir merupakan salah satu pilar terpenting dari rukun iman yang enam. Rasulullah SAW dalam banyak sabdanya sering mengkaitkan keimanan kepada Allah dengan keimanan akan adanya kiamat atau hari akhir. Setidaknya terdapat tiga hadits yang menghubungkan Iman kepada Allah dengan Iman kepada Hari Akhir, yaitu dalam ungkapan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya, memuliakan tetangganya dan berkata benar atau diam. Demikian pentingnya keimanan kepada hari akhir ini, sehingga ketika menyebutkannya Nabi SAW menggandengkannya dengan Iman kepada Allah. Terdapat tiga golongan manusia dalam menyikapi hari kiamat dan tanda-tanda kedatangannya. Demikian pula dalam menyikapi Nubuwah Rasulullah SAW tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman. 1. Kelompok yang menolak keyakinan akan datangnya hari akhir. Kelompok ini diwakili oleh kebanyakan bangsa Barat atau Timur, semisal Jepang, yang secara umum berideologi paganisme atau sekularisme. Kelompok ini didominasi oleh mereka yang tidak menganut agama samawi. Kecanggihan teknologi saat ini menjadikan mereka memiliki kesimpulan tersendiri tentang nasib dunia di masa mendatang. Termasuk kelompok ini adalah mereka yang berfaham Darwinisme dan mereka yang sepaham dengannya. 2. Kekompok yang kurang peduli dengan nash-nash tentang peristiwa akhir zaman, dan tidak banyak mengkajinya karena dianggap kurang realistis atau belum masanya. Mereka menganggap bahwa berbicara tentang petaka akhir zaman sebagai penghalang menuju kemajuan, karena merasa telah dibatasi oleh takdir tentang berakhirnya alam semesta. Jadi sebenarnya kelompok kedua ini mirip dengan kelompok pertama. Apalagi jika peristiwa akhir zaman itu dikaitkan dengan kemenangan umat Islam di bawah kepemimpinan Al-Mahdi yang akan menaklukkan seluruh dunia. Mereka menganggap itu hanyalah ilusi dan mimpi kosong. Kelompok kedua ini terbagi menjadi dua lagi. 1. Mereka yang secara dzahir adalah kelompok ilmuwan atau ulama yang banyak bergelut dengan dunia ilmu dan penelitian. Mereka mentakwil hadits-hadits tentang akhir zaman dan hanya mau menerima yang bisa diterima oleh akal saja. Terkini
Pada hari kiamat manusia akan terbagi menjadi tiga golongan besar. Adapun tiga kelompok manusia ini diceritakan dalam Alqur'an Surah Al-Waqi'ah hari kiamat.Pengasuh dan pengajar Ponpes Al-Fachriyah Tangerang, Habib Ahmad bin Novel bin Jindan dalam ceramahnya di Majelis Rouhah Wakaf Sabtu sore, 26/10/2019 menjelaskan ketiga golongan manusia Allah berfirman dalam Surah Al-Waqi'ah "Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan golongan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu masuk surga. Mereka itulah orang yang dekat kepada Allah. Berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata. Mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan." Surah Al-Waqiah 4-16Habib Ahmad bin Novel menerangkan, dalam ayat di atas, Allah menyebutkan tiga kelompok manusia. Yang pertama adalah Al-Maimanah orang yang berada di sisi kanan. Kedua adalah Al-Masy'amah, kelompok sisi kiri. Ketiga yaitu orang-orang yang lebih awal atau golongan istimewa As-Sabiqun. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah. Golongan As-Sabiqun ini hanya sedikit dari generasi terakhir. Mereka ini lebih banyak dari golongan awal yang beriman. Mereka merupakan hamba-hamba paling istimewa yang memiliki derajat tinggi di sisi Allah. "Untuk mendapatkan kemuliaan di atas tentu tidak sembarangan. Seseorang butuh guru pembimbing murobbi untuk mencapainya. Untuk urusan dunia saja seseorang butuh guru terbaik, apalagi untuk urusan akhirat," kata Habib Ahmad. Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal Alqur'an juga menjelaskan, golongan pertama berada di sebelah kanan 'Arsy adalah mereka yang keluar dari sebelah kanan Adam. Golongan ini diberi kitab catatan amal dengan tangan kanan mereka, kemudian digiring ke dalam golongan kanan. Mereka adalah mayoritas penduduk kedua berada di sebelah kiri 'Arsy, dan mereka inilah yang keluar dari sebelah kiri Adam. Mereka diberi catatan amal dengan tangan kiri, kemudian digiring ke dalam golongan kiri. Mereka inilah sebagian besar penduduk satu golongan lainnya berada dekat dengan Allah. Mereka inilah golongan yang lebih beruntung, lebih khusus daripada golongan kanan karena mereka adalah pemimpin golongan kanan. Di tengah-tengah mereka terdapat para rasul, para nabi, para shiddiqin, dan orang-orang yang mati syahid. Jumlah mereka jauh lebih kecil dari golongan kanan. Allahu A'lam, semoga kita termasuk golongan yang beruntung.rhs
Jakarta - Iman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman ke lima. Umat muslim pun wajib untuk mengimani dan mengamalkan hal akhir pasti datang dan dialami oleh semua umat manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A'raf ayat 197 mengenai hari akhir kiamat yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ Latin yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụnArtinya Mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. Kiamat itu sangat berat huru-haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah Muhammad, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." Berikut pengertian iman kepada hari akhir beserta dalilnya1. PengertianIman kepada hari akhir artinya mempercayai bahwa hari kiamat suatu hari akan datang. Di mana, seluruh alam semesta hancur dan kehidupan yang kekal akhirat akan itu, manusia akan dimintai tanggung jawab amal ibadahnya selama di dunia. Dalam Quran ayat 47, Allah SWT berfirman bahwa amal sekecil apa pun akan ikut وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَLatin wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīnArtinya Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah Kami yang membuat Proses Terjadinya KiamatContoh iman kepada hari akhir dengan berdoa agar selamat di akhirat. Selain itu, juga bertanggung jawab atas setiap perilaku yang dilakukan di Quran surat Al-Anbiya ayat 104, Allah SWT berfirman proses terjadinya hari akhir kiamat. Allah SWT akan menggulung gunung layaknya sebuah lembaran يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَLatin yauma naṭwis-samā`a kaṭayyis-sijilli lil-kutub, kamā bada`nā awwala khalqin nu'īduh, wa'dan 'alainā, innā kunnā fā'ilīnArtinya Ingatlah pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Suatu janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan HikmahHikmah beriman kepada hari akhir, adalah manusia bisa benar-benar memaknai tujuan kehidupan di dunia, yakni beribadah kepada Allah SWT. Sebab, hari akhir merupakan waktu itu, iman kepada hari akhir juga bisa membuat manusia semakin semangat menjalankan ibadah. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT ya! pay/erd
IMAN KEPADA HARI AKHIR – Setiap umat Islam meyakini bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara. Namun, keyakinan tersebut belum banyak mempengaruhi sebagaian besar umat Muslim, khususnya di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya orang yang takut akan kematian atau masih cenderung mementingkan kehidupan dunia. Tahukan Anda mengapa hal tersebut bisa terjadi?. Keyakinan terhadap kehidupan abadi di akhirat harus melandasi perilaku hidup kaum muslimin, baik bersifat indivifual atau bersifat komunal. Sudahkah Anda menerapkan nilai-nilai keyakinan terhadap Hari Akhir dalam kehidpan Anda sehari-hari? Bagaiman caranya?, mari kita bahas satu persatu untuk menahmbah pengetahuan kita. Daftar Isi 1A. Beriman Kepada Hari Akhir1. Pengertian Iman Kepada Hari Akhira. Kiamat Sugrab. Kiamat Kubra2. Peristiwa Setelah Hari Akhira. Yaumul Barzahb. Yaumul Ba’asc. Yaumul Hasyrd. Yaumul Hisabe. Yumul Mizanf. Yauml Jaza’ Hari Pembalasan3. Fungsi Iman Kepada Hari AkhirB. Contoh Perilaku dan Penerapan Hikmah Beriman Kepda Hari Akhir A. Beriman Kepada Hari Akhir iman kepada hari akhir 1. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir Hari akhir atau akhirat merupakan masa yang akan dihadapi seseorang setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Berbeda dengan kehidupan di dunia yang berakhir dengan kematian, kehidupan di akhirat itu kekal tidak ada unjungnya. Dengan kata lain, kehidupan di dunia bersifat sementara, sedangkan kehidupan di akhirat lebih utama dari kehidupan di dunia. Namun, Allah SWT dan Rasulullah SAW memerintahkan manusia untuk meraih kebahagian di dunia dan di akhirat. Beriman kepada Hari Akhir adalah meyakini bahwa hari kiamat atau akhir zaman pasti akan terjadi. Seluruh alam semesta akan mengalami kehancuran dan manusia akan dibangkitkan di kuburnya untuk mempertanggungjawabkan setiap amalan selama hidup di dunia. Sekarang merenunglah. Amal apakah yang sudah Anda persiapkan untuk menghadapti Hari Akhir? Pada Hari Akhir, setiap manusia akan diperhitungkan amal perbuatannya. Betapapun kecilnya kebaikan seseorang, dia akan mendapatkan balasan yang setimpal. Demikian juga, betapapun kecilnya keburukan seseorang, dia kaan mendaptkan balasan yang setimpal. Peristiwa pembalasan amal manusia pasti akan terjadi pada Hari Akhir. Firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj [22] auat 7 sebagai berikut. “Dan sungguh, hari Kiamat itu pasti datang, tidak ada keranguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur” Hari Akhir atau kiamat terbagi menjadi dua, yaitu kiamat sutra dan kiamat kubra. a. Kiamat Sugra Kiamat Sugra merupakan kiamat kecil, yaitu kerusakan yang dialami sebagian alam setiap waktu, seperti bencana alam, gunung meletus, banjir, kebakaran hutan, atau meninggalnya manusia. Sebagaiman firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rahman [55] ayat 26-27 sebagai berikut. Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. Selanjutnya dalam Surah ali Imran [3] ayat 185 Allah SWT berfirman. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. b. Kiamat Kubra Kiamat Kubra merupakan kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam semesta dengan segala isinya yang dimulai dengan tiupan pertama sangkakala Malaikat Israfil. Bumi berguncang dengan guncangan yang dahsyat diikuti dengan peristiwa kehancuran seluruh alam. Firman Allah SWT dalam Surah Al-A’raf [7] ayat 187, yang artinya “Mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang Kiamat, “Kapan terjai?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu terjadi-nya selain dia. Kiamat itu sangat berathuru haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah Muahammad,”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat ada pada Alah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui””. Kiamat Kubra datang secara tiba-tiba, tetapi tanda-tandanya bisa dipelajari. Adapun tanda-tanda kiamat kubra adalah sebagai berkut. Tanda-tanda kecil, antara lain Hamba sahaya wanita melahirkan tuannya; Penggembala kambing hidup mewah di gedung yang megah; Lenyapnya ilmu pengetahhuan dan meluasnya kebodohan; Banyak perjudian, minuman keras, dan perzinaan; Sulit mendapatkan orang yang menerima sedekah; Waktu berjalan amat pendek. Tanda-tanda besar, antara lain Matahari terbit dari barat; Munculnya dabbah binatang raksasa; Munculnya dajjal; Munculnya ya’juj dan ma’juj Kaum yang suka membuat kerusakan di muka bumi; Turunnya Nabi Isa 2. Peristiwa Setelah Hari Akhir iman kepada hari akhir Setelah Hari Akhir kiamat kubra ada beberapa peristiwa yang aka dialami oleh manusia. Peristiwa tersebut, yaitu sebagai berikut. a. Yaumul Barzah Yaumul Barzah, yaitu hari penantian manusia di alam kubur barzah setelah mereka mati. Alam barzah adalah alam yang menjadi batas atau perantara alam dunia dan alam akhirat. Di alam inilah manusia menunggu Hari Kebangkitan. Selama menunggu hari kebangkitan, semua harta dunia, orang tua, atau yang selama ini kita sayangi tidak akan ikut menemani. Hanya amal sholeh dan ketaatan kepada Allah yang akan menemani kita. b. Yaumul Ba’as Yaumul Ba’as merupakan hari kebangkitan semua manusia yang telah meninggal dunia. Setelah alam semesta mengalami kehancuran total, Malaikat Israfil meniup kembali sangkakala untuk kedua kalinya. Kemudian, seluruh manusia akan bangkit dari kuburnya tanpa seorangpun yang tertinggal. Manusia dihidupkan kembali dari kematian seperti sedia kala, meskipun mereka wafat dalam keadaan terpotong-potong tubuhnya atau hancur, namun mereka akan dihidupkan kembali dalam keadaan utuh. Firman Allah SWT dalam Surah An-Nahl[16] ayat 38, yang artinya, “Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh,”Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” Tidak demikian pasti Allah akan membangkitkannya, sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Firman Allah SWT dalam Surah Yasin [36] ayat 78-79, sebagai berikut. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah Muhammad, “Yang akan menghidupkannya ialah Allah yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. c. Yaumul Hasyr Setelah manusia dibangkitakan dari kuburnya, mereka dikumpulkan di Padang Mahsyar tanpa seorangpun yang ditinggalkan. Alam Mahsyar merupakan suatu tempat yang luasnya tujuh kali luas langit dan bumi sehingga seluruh manusia pasti akan tertampung di alam Mahsyar. Di alam Mahsyar, semua manusia menanti untuk diperhitungkan amalnya satu persatu. Keadaan manusia dalam penantian tersebut sangat melelahkan. Matahari seoral-olah di atas ubun-ubun sehingga mereka menglami kepanasan dan tidak dapat berlindung, kecuali bagi orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka akan mendapatkan syafat atau pertolongan dari Allah SWT sehingga mereka tenang dan tidak mersakan panas. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Anam[6] ayat 22, sebagai berikut. Dan ingatlah, pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Alah, “Dia manakah sesembahan-sesembahanmu yang dahulu kamu sangka sekutu-sekutu Kami? d. Yaumul Hisab Setelah manusia dikumpulkan di alam Mahsyar, Manusia diperiksa dan diperhitungkan setiap amal perbuatannya satu persatu. Betapapun kecil dan sederhana alam yang mereka lakukan, akan diperhitungkan secara teliti tanpa satu pun yang dilewatkan. Pada saat itu, mulut manusia akan dikunci dan ditutup rapat, hanya anggota tubuh yang akan berbicara. Adapun amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab ialah shalat. Apabila manusia selam hidupnya tidak pernah salat, mereka akan ditempatkan di dalam Neraka Saqar. Bagi mereka yang melalaikan salat akan ditempatkan di dalam Neraka Wail. Pada hari perhitungan tersebut semua amal manusia akan diperhitungkan secara adil. Meskipun amalnya seberat butiran atom, akan tetap dihisab. Hal ini sebagaiman firman Allah SWT dalam Al Quran surah Al Mujadilah [58] ayat 6, yang aritinya “Pada hari itu mereka semuanya dibangkitakn Allah, lalu diberikan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya semua amal perbuatan, meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu,” Begitu juga firman Allah SWT dalam surah Al Insyiqaq [84] ayat 7-8 sebagai berikut. Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kannya, maka dia kan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Haqq [69] ayat 25 sebagai berikut. Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku ini tidak diberikan kepadaku. e. Yumul Mizan Setelah manusia diperhitungkan amal perbuatannya, kemudian amal mereka ditimbang dengan seadil-adilnya tanpa seorang pun yang dirugikan. Tidak ada seorng pun yang ditambah maupun yang dikurangi timbangannya. Tidak ada kolusi dan nepotise seperti yang sering terjadi di pengadilan dunia. Semua dilakukan dengan jujur dan Adil. Mizan merupakan timbangan amal yang dapat mengukur dan menimbang setiap amal perbutan manusia baik yang kecil maupun yang besar, yang berat maupun yang ringan, bahkan niat manusia pun dapat ditimbangnya. Firman Alah SWT dalam Surah Al-Anbiya’ [21] ayat 47 yang artinya, “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau ssedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah kami yang membuat perhitungan.”. Firman Allah dalam Surah Al-Qari’ah [10] ayat 6-9 berikut. Maka adapun orang yang berat timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan senang. Dan adapun orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. f. Yauml Jaza’ Hari Pembalasan Setelah ditimbang stiap amal perbuatannya, manusia diberi balasan yang setimpal sesuai dengan amal perbuatannya. Kemudian, mereka menitih jembatan sirat yang merupakan jembatan menuju surga yang terbentang di atas Neraka Jahanam. Bagi orang yang beriman dan banyak melakukan amal saleh, ia akan mudah melewatinya untuk menuju surga. Adapun bagi orang yang kafir dan melaakukan kesalah ia akan terpeleset dan jatuh ke dalamnya. Hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah yang artinya, “Dibentangkan sebuah titian di antara punggung dua tepi Neraka Jahanam, Aku Nabi Muhammad dan umatkulah yang mula-mula menyeberang.” Pada hari pembalasan nanti, manusia akan dikelomokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut. Orang yang masuk nerkan selama-lamanya Bagi orang kafir dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat SWT, dia kaan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah [2] ayat 39 sebagi berikut. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Orang yang masuk surga selama-lamanya Bagi orang-orang yang beriman dan banyak melakukan amal saleh, mereka akan dimasukkan ke dalam surga untuk selama-lamanya. Firman Allah SWt dalam Surah Al-Baqarah [2] ayat 25 sebagai beriktu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk merka disediakn surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, merek berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi buah-buah yang serupa. Dan di sana merek memperoleh pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya. Orang yang masuk neraka kemudian masuk surga Bagi orang-orang yang beriman, tetapi banyak melakukan perbutan dosa sehingga timbangan amal salahnya lebih ringan, akan ditempatkan di dalam Neraka Hawaiyah untuk sementara sampai habis mereka akan mendapat hanyak dimasukkan ke dalam surga. Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Qori’ah [101] ayat 6-9, yang artinya, “Maka ada pun orang yang berat timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan senang. Dan ada pun orang yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.” Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang berat timbangan amal salehnya akan masuk surga dalam rida-Nya. Adapun tingkatan surga yang akan dihuni oleh manusia bergantung alam salenhya. Tingkataan Surga tersebut, yaitu sebagai berkut. Jannatul Firdaus Jannatul Na’im Jannatul Ma’wa Jannatul Adn Jannatul Khulud Jannatul Darussalam Jannatul Darul Maqamah Nerakan merupakan tempat kembali yang terbutuk yang sangat menyakitkan dan menyedihkan. Nerakan disediakan oleh Allah SWT sebagai hukuman dan balsan bagi orang-orang kafir dan mendustakan ayat-ayat Allah SWT. Di dalam neraka, mereka disiksa dengan azab yang sangat pedih. Mereka tidak mendapat makanan kecuali buah jakum yang berduri dan tajam menyayat lidah. Mereka juga tidak mendapatkan minum kecuali cairan timah yang mendidih yang dapat menghancurkan mulut dan perut mereka. Neraka memiliki tingkataan, yaitu sebagai berikut. Neraka Jahannam Neraka Laza Neraka Saqar Neraka Sya’ir Neraka Hutamah Neraka Wali Neraka Hawiyah 3. Fungsi Iman Kepada Hari Akhir fungsi iman kepada hari akhir Ajaran Islam tentang hari kebangkitan atau kiatat berfungsi menuntun manusia kepada pengetahuan mengenai hal-hal sebgai berikut. Alam dan manusia sebagai ciptaan Allah SWT akan rusak dan hancur. Ada pembalasan atas tindakan manusia pada Hari Akhir. Ajaran Islam tentang kehancuran alam beserta isinya sesungguh-nya telah mendapat dukungan dari berbagai kalangan peneliti dan di bidang fisika menyatakan bahwa daya rotasi dan revolusi benda-benda langit pada waktunya akan hilang. Jika kondisi tersebut terjadi, akan timbul ketika seimbangan dan planet-planet akan bertabrakan, saling menghancurkan satu sama lain. Sementara itu, kepercayaan terhadap hari kiamat akan menyadarkan manusia bahwa kehiupan di dunia merupakan persiapan untuk menyongsong kehidupan abadai di di dunia bersifat sementara. Firman Allah SWT dalam Al-Quran menyatakan bahwa setelah manusia mengerti dan yakin adanya hari pembalasan di akhirat, manusia akan menyadari bahwa keadilan dan kebenran yang sesungguhnya kaan terbukti nanti pada Hari Akhir. B. Contoh Perilaku dan Penerapan Hikmah Beriman Kepda Hari Akhir ilustrasi perilaku iman kepada hari akhir Beriman kepada Hari Akhir tidak hanya dibuktikan dengan keyakinan hati dan kata-kata, akan tetapi perlu juga dibuktikan dengan perbutan atau perilaku. Setiap umat Islam harus menunjukkan perilaku yang mencerminkan keyakinan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dikatakan beriman kepada Hari Ahir jika perilaku seseorang masih mementingkan kehidupan dunia dan melupakan Hari Akhir. Perilaku orang yang sudah menyadari fungsi beriman kepada Hari Akhir meliputi hal-hal berikut ini Orang yang beriman kepada Hari Akhir akan tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari yang selalu berbuat baik dan senantiasa memberikan kebaikan kepada orang lain. Orang yang beriman kepada Hari Akhir senantiasa rajin beribadah untuk mempersiapkan bekal kehidupan di akhirat. Ia akan senantiasa berhati-hati dalam sikap dan tindakannya karena ia yakin bahwa setiap amal perbuatannya akan mendapat balasan yang setimpal. Ia akan selalu berusaha menghindarkan berbagai perbuatan dosa dan kesalahan. Demikianlah pembahasan mengenai iman kepada hari akhir pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat dan semakin meningkatakan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Baca juga 4 Sumber Hukum Islam Kaligrafi Bismillah yang Indah Refrensi Ilmy, Bachrul. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas XII. Bandung Grafindo Media Pratama.
Pengertian dan Hikmah Iman kepada Hari Akhir – Secara umum, pengertian hari akhir atau hari kiamat menurut agama Islam adalah hari hancurnya semua alam semesta ini beserta seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. Iman kepada hari akhir adalah percaya dan meyakini bahwa seluruh alam, termasuk dunia dan seisinya, akan mengalami kehancuran. Bagi umat Islam, memercayai hari akhir merupakan rukun iman kelima. Umat Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah SWT. Dalil mengenai hari akhir tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat ke-7 yang berbunyi sebagai berikut. “Dan sesungguhnya, hari kiamat itu pasti datang terjadi, tidak ada keraguan kepadanya. Dan sungguh, bahwasanya Allah SWT akan membangkitkan semua orang yang ada di dalam kubur“. Ayat ini menegaskan bahwa hari akhir itu bukanlah omong kosong, tetapi kejadian yang benar adanya. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu waktu terjadinya. Ini adalah rahasia Allah SWT dan hanya Dia sajalah yang tahu. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua makhluk mati, lalu Allah SWT menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur. Lalu, apakah pengertian dari hari akhir? Apa sajakah tanda-tandanya menurut Islam? Apa sajakah hikmah yang terkandung di dalamnya? Mari kita simak konten edukasi dan materi pendidikan agama Islam tentang hari akhir yang diambil dari berbagai sumber berikut. Etimologi dan Pengertian Hari AkhirDalil Hari AkhirNama-Nama Hari Kiamat dalam Al-QuranDua Macam Hari KiamatHikmah Beriman kepada Hari Akhir1. Bersikap Mawas Diri2. Rendah Hati dan Tidak Sombong3. Kesadaran untuk Taat Beribadah4. Bertanggung JawabRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Etimologi dan Pengertian Hari Akhir Al-Qiyāmah hari kebangkitan adalah kebangkitan seluruh umat manusia dari Adam As hingga manusia terakhir. Ajaran ini sebenarnya diyakini oleh umat tiga agama samawi, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Al-Qiyāmah juga merupakan nama surah ke-75 di dalam kitab suci Al-Qur’an. Kalimat kiamat di dalam bahasa Indonesia berarti “hari kehancuran dunia”. Kata ini diserap dari bahasa Arab yaum al-qiyamah, yang arti sebenarnya adalah “hari kebangkitan umat”. Adapun kalimat hari kiamat kehancuran alam semesta beserta isinya dalam bahasa Arab adalah as-saa’ah. Menurut bahasa, yaum al-qiyamah berarti “hari kebangkitan umat”. Kalimat tersebut terdiri atas tiga suku kata, yaitu Yaum يوم berarti hari, masa, atau periode; Qiyam قيام berarti tegak, bangkit, dan berdiri; `Ummah أمة berarti umat atau bangsa. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mendefinisikan kiamat berarti akhir zaman dunia seisinya rusak binasa dan lenyap. Berdasarkan definisi tersebut, kiamat dapat diartikan sebagai proses berakhirnya keseluruhan alam semesta beserta segala isinya. Secara istilah, yaumul qiyamah sering diartikan hari kiamat kehancuran alam semesta beserta isinya. Yaumul qiyamah sama halnya dengan yawm ad-din yang artinya suatu periode masa ketika terjadi kebangkitan sebuah komunitas umat manusia, yang hidup berdasarkan dinullah agama Allah SWT. Serangkaian dari kisah ini menurut pemahaman umum adalah penghancuran dari semua makhluk, kebangkitan makhluk yang telah mati, dan penghakiman untuk seluruh makhluk. Tidak ada satu pun makhluk yang mengetahuinya, tetapi Allah SWT memberikan tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar yang akan terjadi mendekati waktu qiyamah kehancuran. Setelah terjadi kehancuran, para makhluk menjalani fase yawm al-mahsyar, yaitu hari berkumpul di Padang Mahsyar. Fase selanjutnya adalah yawm ad-din, yaitu hari penghakiman atau hari ketika Allah SWT memutuskan semua perbuatan makhluk-Nya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa iman kepada hari akhir adalah memercayai dan meyakini bahwa seluruh alam, termasuk dunia dan seisinya, akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Hari akhir dapat dipahami sebagai hari berakhirnya kehidupan di dunia fana ini dan memasuki awal kehidupan baru yang abadi di akhirat. Dijelaskan juga bahwa pada hari itu daratan, lautan, dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi berguncang dan memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan. Dengan demikian, mengimani hari akhir berarti membenarkan dengan sepenuh hati bahwa setelah kehidupan di dunia ini akan ada kehidupan lagi yang merupakan kehidupan yang sebenarnya dan bersifat abadi. Pada saat itulah, manusia akan mendapatkan kepastian hidupnya, berhasil dan berbahagia atau sebaliknya. Beriman kepada hari akhir juga harus diikuti dengan beriman kepada kehidupan akhirat dan semua peristiwa yang terjadi di dalamnya. Dalil Hari Akhir Salah satu dalil yang menjelaskan mengenai gambaran terjadinya hari akhir ada di dalam Surah Al-Qari’ah ayat ke-1–11 yang berbunyi sebagai berikut. “Demi malapetaka yang mendebarkan hati. Apakah malapetaka yang mendebarkan hati itu? Sejauh mana yang kau ketahui tentang malapetaka yang mendebarkan hati itu? Pada hari itu manusia bagai kelekatu sejenis serangga yang beterbangan mengerumuni lampu, terutama pada malam hari yang berterbangan. Dan, gunung-gunung berserpihan bagai bulu yang dihambur-hamburkan. Barangsiapa yang berat timbangan amal kebaikanya, dia akan berada dalam kehidupan yang menyenangkan. Adapun mereka yang ringan timbangan amal kebaikannya, tempat pulangnya ke lembah hawiah. Sampai di mana pengetahuanmu tentang hawiah itu? Itulah api neraka yang sangat panas“. Nama-Nama Hari Kiamat dalam Al-Quran Ada beberapa nama hari akhir, sebagai tahapan manusia untuk menerima ibadah dan amal yang mereka perbuat selama berada di dunia. Al-Qur’an menyebutkan nama-nama lain untuk hari akhir ini, antara lain Yaumul Qiyamah atau hari kiamat; Yaumul Mahsyar atau hari berkumpul bagi semua manusia; Yaumul Hisab atau hari perhitungan amal manusia; Yaumuz Zilzalah atau hari kegempaan goncangan; Yaumul Waqi’ah atau hari kejatuhan; Yaumul Qari’ah atau hari keributan; Yaumul Ghasyiyah atau hari pembalasan; Yaumul Haqqah atau hari kepastian; Yaumut Tammah atau hari bencana agung; Yaumul Jaza’ atau hari pembalasan; Yaumul Wa’id atau hari ancaman; Yaumul Mizan atau hari pertimbangan; Yaumul Jami’ atau hari pengumpulan; Yaumut Taghabun atau hari terbukanya segala kecurangan; Yaumul Ba’ts atau hari kebangkitan; Yaumud Din atau hari perhitungan; Yaumul Khulud atau hari yang kekal. Dua Macam Hari Kiamat Para ulama mengelompokkan hari kiamat menjadi dua macam, yaitu Kiamat sugra kiamat kecil, yaitu tanda-tanda kerusakan yang dialami sebagian alam dan terjadi setiap waktu. Tanda-tanda kiamat sugra seperti terjadinya bencana alam, gunung meletus, meninggalnya manusia karena sakit, tsunami, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan sebagainya; Kiamat kubra kiamat besar, yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat. Umat Islam meyakini bahwa hari akhir tidak akan terjadi, apabila masih ada manusia yang mau menyebut nama Allah SWT. Namun, kehancuran dunia terjadi ketika sudah tidak ada lagi orang-orang beriman di muka bumi, yang tersisa hanya orang-orang jahat. Orang-orang akan kembali ke kondisi zaman jahiliah. Berbagai fitnah akan menimpa seluruh umat manusia. Mereka berada di bawah naungan rasa putus asa, kekacauan, musibah, kekafiran. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia selanjutnya akan berganti dengan alam yang baru, yaitu alam akhirat. Menurut syariat Islam, tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang datangnya hari kiamat, baik malaikat, nabi, maupun rasul. Masalah ini adalah perkara yang gaib dan hanya Allah SWT sajalah yang mengetahuinya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Muhammad Saw yang sahih, Allah SWT berfirman “ Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat Kapankah terjadinya?’ Katakanlah Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu sangat berat huru-haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu, melainkan dengan tiba-tiba’. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah SWT, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui Surah Al-A’raaf ayat ke-187. ” Juga dalam firman-Nya “ Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah,’ dan tahukah kamu wahai Muhammad, boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya Surah Al-Ahzaab ayat ke-63. ” Muhammad Saw juga pernah ditanya oleh Malaikat Jibril yang datang dalam wujud seorang Arab Badui. Jibril kemudian bertanya tentang waktu terjadinya hari kiamat, tetapi Muhammad tidak mengetahui pula masalah tersebut. Menurut eskatologi Islam, kiamat dikatakan akan terjadi pada hari Jumat dan ada sejumlah tanda-tanda kiamat besar yang dijelaskan dari sejumlah hadis dan Al-Qur’an. Diriwayatkan pula oleh Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari bahwa Muhammad Saw melihat kami sedang saling mengingat-ingat. Beliau kemudian bertanya, “Apa yang sedang kalian ingat-ingat?” “Orang-orang menjawab, “Kami mengingat-ingat hari kiamat”. Beliau pun bersabda, “Hari itu tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda, yaitu asap, Dajal, Ad-Dabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam As, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana satu gerhana di timur, satu gerhana di barat, dan satu gerhana di Jazirah Arab, yang terakhir adalah suatu api yang keluar dari Yaman yang menghalau orang-orang ke Padang Mahsyar” Muslim. Kewajiban beriman kepada hari akhir sudah diberitakan dalam Al-Qur’an dan hadis. Namun, bisa dipertegas oleh dalil aqli akal pikiran. Secara akal, kita bisa berpikir bahwa segala sesuatu yang ada di alam dunia mengalami perubahan. Setiap perubahan pastinya juga akan membutuhkan akhir. Sesuatu yang berakhir mempunyai tanda-tanda yang diberitakan oleh Al-Qur’an dan hadis, serta bisa diterima oleh akal. Keyakinan terhadap adanya hari akhir akan memberikan hikmah atau efek yang sangat besar dalam kehidupan manusia, paling tidak manusia akan merasa takut terhadap azab yang akan diberikan Allah SWT setelah terjadinya hari akhir. Hal ini akan membuat manusia selalu berhati-hati dalam bertindak dan akan selalu memperbanyak amal ibadah sewaktu di dunia. Menurut Nurhayati Rusdi, meyakini akan adanya hari pembalasan sebagai rangkaian peristiwa yang harus dijalani setelah hari kiamat akan menimbulkan kedisiplinan dan kewaspadaan, sebab seluruh amal tidak ada yang luput dari pengawasan Allah SWT. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa seseorang yang beriman kepada hari akhir akan menimbulkan kedisiplinan dan berusaha menjadi lebih baik karena tidak ada amal yang luput dari pengawasan Allah SWT. Dalam hal ini, kedisiplinan yang dimaksud adalah kedisiplinan beribadah kepada Allah SWT. Menurut jumhur ulama, ibadah itu yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya. Pengertian pahala tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang berupa ma’qulat al-ma’na dapat dipahami maknanya, seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada umumnya maupun yang berupa ghair ma’qulat al ma’na tidak dapat dipahami maknanya, seperti salat, baik yang berhubungan dengan anggota badan misalnya rukuk maupun yang berhubungan dengan lidah misalnya zikir dan niat. Pendidikan agama di sinilah berperan sebagai sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan aspek kognitif, sarana transformasi norma, serta nilai moral untuk membentuk sikap aspek afektif. Selain itu, pendidikan agama juga berperan dalam mengendalikan perilaku aspek psikomotorik, sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya. Pendidikan agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari iman kepada hari akhir. Melalui keimanan dan keyakinan terhadap adanya hari akhir, manusia memiliki harapan kehidupan yang kekal dan penuh dengan kenikmatan yang hakiki. Jika memang manusia merasakan alam kubur sebelum hari akhir, kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur. Pergunakanlah dunia yang dianugerahkan oleh Allah SWT untuk mencari kenikmatan akhirat, yaitu surga. Kewajiban seorang mukmin adalah memanfaatkan dunia ini untuk manfaat akhirat, bukan untuk kemaksiatan dan kezaliman. Adapun beberapa hikmah beriman kepada hari akhir adalah sebagai berikut. 1. Bersikap Mawas Diri Sebagai hamba Allah SWT di muka bumi, kita tidak boleh berperilaku semena-semena dan mengikuti semua hawa nafsu kita. Mengapa? Semua yang kita lakukan di dunia ini akan berakibat kepada kehidupan di alam akhirat. Inilah yang menyebabkan kita harus bermawas diri. 2. Rendah Hati dan Tidak Sombong Sehebat apapun manusia dan setinggi apa pun jabatannya, tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Semua manusia akan hancur dan binasa. Ilmu, kekuasaan, dan harta yang dimiliki manusia, semua itu hanyalah titipan atau amanah dari Allah SWT. 3. Kesadaran untuk Taat Beribadah Surga dan neraka adalah tempat tinggal manusia di alam akhirat. Surga sebagai balasan amal baik yang disediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa, sedangkan neraka sebagai balasan amal buruk yang disediakan bagi hamba-Nya yang durhaka. 4. Bertanggung Jawab Pada hari akhir, manusia akan diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatannya di dunia. Itu artinya bahwa kita harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang kita lakukan di dunia, serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah SWT kelak di akhirat. Besar atau sekecil apa pun amal perbuatan kita pasti akan mendapatkan balasannya di akhirat nanti. Nah, itulah penjelasan singkat mengenai Pengertian dan Hikmah Iman kepada Hari Akhir. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui waktu terjadinya kiamat. Namun yang pasti, kiamat akan terjadi sewaktu-waktu nanti. Manusia hanya diberi informasi terkait tanda-tandanya saja. Sebagai manusia, tugasnya hanya berbuat sebaik-baiknya dan bersiap menghadapi hari akhir. Berikut ini rekomendasi buku dari Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang hari akhir agar bisa memaknainya secara penuh. Selamat membaca. Temukan hal menarik lainnya di Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait BACA JUGA Nama-Nama Neraka dalam Agama Islam Nama-Nama Surga dan Gambaran Surga Pengertian Iman Secara Bahasa dan Istilah serta Tingkatannya Perbedaan Kiamat Sugra dan Kubra, Apa Bedanya? Perbedaan Qada dan Qadar Beserta Contohnya ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
keyakinan manusia terhadap hari akhir dikelompokkan menjadi