Hidupkudus di hadapan Tuhan. Lukas 1:27, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.. Perawan dalam ayat ini adalah Almah.Almah tidak berbicara sekedar keperawanan, tetapi juga hidup kudus di hadapan Tuhan.Tanpa kekudusan kita tidak pernah bisa melihat Tuhan. Mungkin ada yang berkata, kan setiap orang pasti ada dosanya.
Marikita baca 1 Raja-Raja 19:9-21 : 1 Raja-Raja 19:19-21 - (19) Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. (20) Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan
HargaSebuah Panggilan Dalam Melayani Tuhan. Semua murid Kristus dipanggil untuk melayani. Paulus dipanggil melayani. Epafras dipanggil melayani. Demikian juga kita dipanggil untuk melayani. John Piper mengatakan " To receive Christ, cost nothing. To follow Christ, cost something. To serve Christ, cost everything .".
Tetapihebatnya mereka tak kecewa. Puluhan tahun, mereka tetap setia dan semangat melayani Tuhan. Melayani pekerjaan Tuhan terkadang kita anggap sebagai suatu jaminan bahwa doa-doa dan permohonan kita akan mendapat prioritas untuk dikabulkan. Ketika sekian lama Tuhan tidak menjawab doa kita, kita pun menjadi kecewa bahkan undur dari pelayanan.
MelayaniTuhan bukanlah. Oleh: Ps. Dr. Donald S. Whitney. 1 Petrus 4:10 "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." Apa pun pandangan teologi Anda tentang karunia Roh, dua hal penting ini yang terungkap dalam 1 Petrus 4:10 tetap
Site De Rencontre Pour Parent Seul.
Post View 10,789 Oleh Maria Natalia Kejadian 181-8; Lukas 177-10 Pendahuluan Bapak Mahfud, seorang petugas pembantu lalu lintas Supeltas. Putarkan videonya. Lihatlah aksi Bapak Mahfud, yang dianggapnya sebagai sebuah pengabdian. Tidak seberapa hasil uang yang bisa ia dapatkan. Sebelum dapat seragamĂ bisa dapat Rp. 50ribu sehari, tetapi setelah pakai seragam, pendapatannya tidak sampai melebihi Rp. 10ribu sehari, karena orang banyak mengira ia digaji oleh pemerintah. SS, tetapi senyum di wajahnya tidak pernah pudar. Sukacitanya ia tularkan melalui pelayanannya bagi masyarakat.
Shalom sobatku yang setia, kembali lagi dengan bahan khotbah Kristen dan dalam kesempatan kali ini kita akan belajar tentang “Melayani Dengan Hati”. Selama ini kita menyadari tentang tanggung jawab kita sebagai orang percaya ialah terlibat dalam pelayanan. Pelayanan yang tidak disasari dengan pondasi yang benar maka juga akan berdampak buruk bagi kehidupan rohani kita. Jangan sampai kita sudah melibatkan diri dalam pelayanan, tetapi kita belum mengerti mengapa kita melayani atau apa dasar dari pelayanan yang kita bangun? Baca Juga Pekerja Kristus Yang MuliaMurid-murid yang saat itu, senantiasa terlibat dalam pelayanan bersama denga Yesus pun, belum menyadari mengapa mereka harus melayani dan masih mempertanyakan siapa yang paling terbesar dan berjasa di antara mereka. Maka dari itu Yesus dengan tegas menyampaikan, kita harus tau dasar dari pelayanan yang kita lakukan agar, segala sesuatu tidak menjadi Dengan HatiLukas 2224-30I. Melayani Karena Panggilan 26-28Dalam surat-surat rasul Paulus, Galatia 11; Ef. 11 selalu menyampaikan bahwa atas dasar kehendak Tuhan-lah kita mampu melayani. Mengapa kita melayani? - Tuhan sudah lebih dahulu melayani kita - Melayani adalah perwujudan melakukan perbuatan baik, yang Tuhan sudah persiapkan untuk kita. - Melayani adalah perwujudan kasih kepada Tuhan dan sesame - Melayani adalah yang terbesar Mat. 20 26-28II. Melayani Karena Mengenal Siapa Tuannya 29-30 - Cari tahu siapa yang kita layani, dengan tahu pribadi yang kita layani Maka Akan pahan harus bersikap seperti apa dan bagaimana - Melayani Raja di atas segala rajaIII. Melayani Yang Memaham Tujuan Yoh. 1226 - Akan dihormati Bapa - Menerima Upah 1 Kor. 314Dengan mengetahui dasar dari setiap hal yang kita lakukan dalam pelayanan maka kita dapat menikmati berkat dan buah dari hasil pelayanan kita. Teruslah melayani Tuhan dengan sepenuh hati, karena itulah bagian terbesar yang Tuhan mau dalam hidup kita. Amin.
Bacaan Alkitab Keluaran 178-16 Dengan bekerja sama kita dapat melakukan lebih banyak daripada yang dapat kita kerjakan sendiri. Ibarat satu tim sepak bola. Bagus tidaknya tim sepakbola itu bukan hanya tergantung pada satu atau dua pemain saja, tetapi tergantung pada bagaimana kerjasama tim sebagai satu kesatuan. Memang benar bahwa ada beberapa pemain kunci yang akan sangat menentukan aliran serangan dan kekuatan pertahanan dalam tim itu, tetapi pemain-pemain kunci tidak akan bisa berbuat banyak jika pemain lainnya bermain dengann buruk. Bukan hanya itu Bpk/Ibu/Sdr, bahkan dukungan dari suporter atau penonton juga menjadi nyawa tambahan tersendiri bagi tim yang bermain. Semua itu adalah satu kesatuan, satu unit, yang mesti bersinergi satu sama lain untuk mencapai keberhasilan sebuah tim. Saudara - saudara yang dikasihi Tuhan Pembacaan kita saat ini mengisahkan tentang peperangan orang Israel melawan Amalek dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Kanaan. Amalek menjadi bangsa pertama yang berperang melawan Israel di Padang Gurun. Sebenarnya dari segi asal – usul , orang Amalek adalah keturunan Esau. Itu berarti Amalek masih memiliki hubungan darah dengan Israel. Tetapi di Rafidim sesudah peristiwa umat Israel memberontak dan bersungut-sungut soal air, orang Amalek berperang melawan Israel. Satu masalah dari dalam yaitu soal air sudah selesai tetapi datang lagi masalah dari luar. Tidak jauh – jauh karena justru datang dari Amalek yang masih memiliki hubungan darah. Menghadapi penyerangan Amalek, Musa sebagai pemimpin memberi arahan yang jelas kepada Israel. Ada satu tujuan yang hendak dicapai bersama yaitu Kemenangan atas orang Amalek. Satu tujuan itu dilaksanakan dengan satu hati, sebab kemenangan yang menjadi tujuan bukanlah kemenangan Musa saja sebagai pemimpin, bukan juga kemenangan Yosua saja sebagai panglima perang, bukan pula kemenangan Harun saja sebagai Imam, tetapi kemenangan seluruh umat Israel di dalam Allah. Oleh sebab itu kemenangan itu menjadi kerinduan, tekad dan tujuan. Musa memerintahkan Yosua, memilih prajurit perang dan memimpin peperangan itu. Sementara Musa, Harun dan Hur naik ke bukit. Dengan tongkat Allah ditangannya, Musa mengangkat tangan. Bila Musa mengangkat tangan maka Israel menjadi lebih kuat, tetapi bila Musa lelah dan menurunkan tangan maka Amaleklah yang lebih kuat. Dalam keadaan seperti itu, Harun dan Hur tidak hanya menonton saja, mereka bertindak, mengambil batu agar Musa bisa duduk di situ dan kemudian mereka menopang tangan Musa sehingga Musa tidak menjadi lelah, tangan Musa tetap terangkat sehingga Yosua bersama orang Israel yang berperang dapat mengalahkan orang Amalek. Israel menang atas Amalek. Maka dapat disebut Bpk/Ibu/Sdr bahwa kemenangan Israel adalah kemenangan sebuah tim yang solid. Yosua, Musa, Harun, Hur dan semua orang Israel bersatupadu, saling menopang, saling melengkapi, bekerja sama. Bersama-sama mereka bergerak maju ke medan perang; Ada yg berperang, ada yg berdoa mohon pertolongan Tuhan. Mereka maju bersama dengan tugas masing-masing yang berbeda dan dibawah panji Allah yang menyertai mereka, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu. Dari kisah kisah kemenangan ini, ada beberapa pelajaran bagi kita selaku orang percaya dimasa kini dalam kehidupan bersama sebagai Gereja, dalam kehidupan berjemaat tapi juga dlm kehidupan keluarga secara khusus berkenan dengan pelantikan Alat kelengkapan Badan Pekerja Klasis Waropen saat ini. Kemenangan Israel terjadi karena Kuasa Allah. Dengan mengangkat tangannya kepada Tuhan, Musa menunjukkan ketergantungan dan iman kepada Allah. Kekuatan kita menghadapi berbagai tantangan, kekuatan kita untuk mencapai visi melaksanakan hasil Sidang Klasis dapat terjadi karena kuasa Allah. Doa menjadi kekuatan kita. Ketika Musa berhenti berdoa, berhentilah pula aliran kuasa ilahi kepada umat-Nya. Kita tidak hanya membutuhkan Allah saat anggota keluarga kita sakit, saat kita dirundung masalah. Selama ini ada di dunia ini kita ibarat Isarel di padang gurun kehidupan, kita mengahdapi persoalan silih berganti, dari luar dari dalam. Selama kita ada di dunia ini, kita ada dalam peperangan bukan peperangan fisik tapi peperangan melawan kemalasan, peperangan melawan dosa, ketidakadilan. Kadang kala kita lelah, kita tidak berdaya tapi ada Tuhan yang selalu menyatakan pertolonganNya. Karena itu hendaknya kita terus-menerus mendekati Allah di dalam doa, iman, dan ketaatan. Satu-satunya harapan kita untuk menang terletak di dalam terus-menerus menghampiri takhta kasih karunia melalui Kristus, supaya kita dapat menerima kuasa dan kasih karunia Allah untuk menolong dan menyertai kita dalam perjalanan di padang gurun kehidupan kita. Jika Allah dipihak kita siapakah lawan kita? Semua yang jadi tantangan dapat teratasi dan tujuan dapat tercapai. Allah memanggil kita untuk menjadi mitraNya. Menjadi mitra Allah berarti Allah menjadikan kita rekan, kawan atau teman kerja-Nya I Korintus 39. Adalah hal yang luar biasa jika Sang Pencipta, mau bekerja sama dengan ciptaan-Nya. Sang Penebus bekerja bersama yang ditebusNya. Allah yang Mahakudus menjadikan kita manusia berdosa sebagai kawan sekerja-Nya. Kita dipanggil bukan hanya untuk percaya kepada Allah saja dan menerima berkat-berkat-Nya, tetapi juga untuk bekerja bersama Dia. Allah bekerja sejak awal dan sampai sekarang Kejadian 1, Yohanes 517, 94. Dan Dia mengajak kita mengambil bagian atau berpartisipasi dalam pekerjaan-Nya mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan bagi dunia ini. Jika Allah menjadikan kita mitra-Nya, ini berarti kita adalah orang yang dipercaya Allah, orang yang dianggap mampu atau dianggap cakap untuk mengerjakan urusan Kerajaan Allah. Pekerjaan Allah membutuhkan kerja sama tim yang solid. Mari kita wujudkan kebersamaan yang telah kita bangun selama ini menjadi semakin solid dan kita semakin diperkaya melalui kebersamaan yang ada dalam kehidupan kita saat ini. Dalam keluarga, jemaat tapi juga Klasis. Badan Pekerja Klasis tidaklah lengkap tanpa alat kelengkapan, Laki – laki tidak lengkap tanpa perempuan, Kita ada utk saling melengkapi dan saling menopang. Kita bukan hanya sama-sama bekerja tetapi kita bekerja sama, kita bukan hanya sama-sama melayani tapi kita melayani bersama. Kerjasama menuntut kebersamaan, dan kebersamaan itu sendiri menuntut keterbukaan, dan keterbukaan itu menuntut kepercayaan. Saling mempercayai bahwa kita dapat bekerjasama, saling mengisi bukan menguras, saling berbagi bukan menopoli, saling mengasihi bukan menguasai. Kita dipanggil Tuhan untuk berkarya bersama dengan yang lain. Ibu Teresa pernah mengatakan, “Anda bisa melakukan apa yang tidak bisa saya lakukan. Saya bisa melakukan apa yang tidak dapat Anda lakukan. Bersama-sama kita bisa melakukan hal-hal yang besar.” Oleh karena itu, mari kita bergandengan tangan untuk melaksanakan panggilan dan pengutusan Allah bagi kita semua. Amin Keterangan Gambar Ibadah Minggu dan Pelantikan Alat Kelengkapan Badan Pekerja Klasis Waropen Periode 2012 - 2017 di Jemaat Smirna Nubuai pada 12 Agustus 2012 Koleksi Pribadi _WarOpen, 1902'19_
SUKACITA MELAYANI TUHAN21 Februari 2010 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.FilIpI 44-7 Ayat di atas ditulis rasul Paulus untuk jemaat di Filipi saat dia sedang berada di balik penjara di tengah tekanan, ketidaknyamanan dan keterbatasan. Berada di balik penjara tidak membuat Paulus larut dalam kekecewaan, menyesali panggilannya dan berhenti melayani Tuhan. Dia berkata; aku tau apa itu menderita dalam melayani Tuhan dan aku mengalami semuanya 2 Kor 1123-28 namun semua itu tidak akan dapat memisahkan aku dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita Rom 835-39. Aku mau tetap melayaniNya sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan Filp 121. Adalah lebih mudah bagi Paulus untuk bersungut-sungut dan mempertanyakan penyertaan Tuhan, namun dalam semuanya itu Paulus tetap berkata; “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah!”. Saudaraku, masalah dan beban hidup tidak seharusnya membuat kita mundur dari pelayanan kepada Tuhan, pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, semua yang Tuhan ijinkan terjadi tidak mungkin melebihi kekuatan manusia 1 Kor 1013. Beban hidup justru memberi bobot/nilai pada iman kita, dalam menghadapi beban hiduplah iman kita dibentuk semakin padat dan berbobot, yaitu saat kita memilih untuk percaya, beriman dan tidak menjadi kecewa dengan Tuhan dalam menantikan jawaban dan pertolonganNya. Kita yang telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, kita yang hidup di bawa kuasa salib tidak bisa lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi tetapi melayani Tuhan dan semua yang dikasihiNya. Itulah alasannya mengapa Paulus tetap dapat bersukacita meskipun dalam melayani Tuhan dia menghadapi berbagai masalah dan penganiayaan. Dia tau dia sedang melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Saudaraku, melayani Tuhan tidak hanya mengacu pada pelayanan mimbar atau kegiatan-kegiatan kerohanian kita di gereja. Kehidupan kita adalah pelayanan kita, itulah ibadah iman kita kepada Tuhan, melakukan segala detail kehidupan kita sebagai sebuah ibadah. Bahkan hal-hal sederhana dan tugas-tugas kecil yang tidak diperhatikan oleh manusia, tetap diperhatikan Allah dan memiliki implikasi kekal, itulah pelayanan kita kepada Yesus Kristus. Supaya kita menemukan sukacita dalam pelayanan kita kepada Tuhan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu;1. Melayani dengan motivasi yang benarSaudaraku, saat kita mengikut Tuhan, berbakti dan mentaati perintah Tuhan pastikan kita melakukan semua itu dengan motivasi dan sikap hati yang benar. Bukan berfokus hanya pada berkatNya yang melimpah atau pemeliharaan dan janji keselamatanNya, namun layanilah Tuhan karena Ia memang layak menerima pengabdian kita. Sebenarnya kita tidak memerlukan alasan lagi mengapa harus melayani Tuhan, pengorbananNya untuk keselamatan kita dan kasihNya yang unconditional setiap saat sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi kita. Dalam 2 Kor 515 Paulus berkata “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Itulah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita, hidup kita bukanlah untuk diri kita lagi melainkan untuk mengerjakan keselamatan kita dan berbuah pertobatan, pelayanan dan berbuah jiwa bagi kemuliaan Allah. Pelayanan kita menjadi bukti kasih kita kepada Tuhan, kasih yang murni tanpa tujuan-tujuan terselubung yang mementingkan diri sendiri. Setiap pelayanan yang dimulai dan didasari oleh motivasi yang salah, tidak akan bisa bertahan lama dan justru menjadi kejijikan di mata Tuhan. Kita bisa saja terlihat sangat rohani dan luar biasa dalam pelayanan, tetapi bukan apa yang kelihatan yang dilihat oleh Allah melainkan apa yang ada dalam hati kita. Saat kita melayani dengan dasar kasih yang murni kepada Tuhan, kita tidak akan mudah kecewa dengan keadaan ataupun perlakuan orang lain. Kita tidak akan mudah kecewa jika kita tidak mendapat penghargaan dari manusia yang mungkin seharusnya kita dapatkan, atau mengundurkan diri saat keadan terlihat begitu sulit dan seolah-olah kita tidak melihat penyertaan Tuhan. Kita tidak akan mudah kecewa karena kita berfokus pada perkenanan Tuhan, kita melayani Tuhan karena kita mengasihiNya dan ingin mempersembahkan yang terbaik bagiNya bukan untuk memperoleh pujian, penghargaan ataupun Melayani sesuai dengan panggilan Kita akan bersukacita melayani jika kita melayani sesuai dengan panggilan kita, sesuai dengan kasih karunia dan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Tidak perlu memaksakan diri untuk apa yang bukan bagian kita atau apa yang tidak bisa kita lakukan. Lakukan yang terbaik sesuai kapasitas kita sebagai pelayanan dan persembahan bagi Tuhan. Tuhan tidak pernah meminta kita melakukan apa yang tidak bisa kerjakan atau menyuruh kita mengerjakan sesuatu tanpa memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan. Setiap karunia, kelebihan dan talenta yang kita miliki adalah perlengkapam yang Tuhan percayakan untuk digunakan dalam mendukung pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Kita harus mulai mengenali kelebihan dan kemampuan yang Tuhan taruh dalam diri kita, mengembangkan dan mengunakannya untuk melayani Tuhan. Baik dalam pelayan gereja seperti pemuji-penyembah, pelayanan kasih, doa ataupun pelayanan sekuler yang memberkati ladang Tuhan yaitu dunia usaha/bisnis, sosial, pemerintahan atau apapun panggilan Tuhan dalam hidup kita. Layanilah Tuhan dengan karunia yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang Perlu adanya keseimbangan dalam melayani Dalam Mark 631-32, setelah mengadakan mujizat untuk memberi makan lima ribu orang, Yesus berkata kepada murid-muridNya “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Dalam melayani Tuhan perlu adanya keseimbangan antara roh, jiwa dan tubuh kita. Tubuh dan jiwa kita juga memerlukan waktu untuk beristirahat dari semua kesibukan dan kegiatan pelayanan kita. Menjaga kesehatan bait Allah yaitu tubuh kita serta memulihkan tenaga dan pikiran untuk bisa lebih aktif dan produktif dalam kegiatan dan pelayanan kita. Selain aktif dalam melayani kita juga harus tetap menjaga kualitas hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebab itulah sumber kasih dan kemampuan kita dalam melayani Tuhan. Kita tidak mungkin dapat membagi kasih kepada orang lain lewat pelayanan kita jika kita tidak terus menjaga hubungan kita dengan sumber kasih yaitu Tuhan. Membangun hubungan dan mencari kehendak Tuhan juga merupakan pelayanan kita kepada Tuhan. Saudara, satu hal penting yang perlu diperhatikan juga yaitu; jangan sampai kita terlalu berfokus pada kegiatan kerohanian/pelayanan tetapi mengabaikan tanggung-jawab kita dalam studi, pekerjaan, keluarga atau hal-hal lain yang seharusnya mendapat perhatian kita juga. Memenuhi tanggung-jawab dalam semua hal tersebut juga merupakan bagian dari pelayanan kita. Persembahkanlah yang terbaik dalam pelayanan kerohanianmu dan jadilah excellent dalam setiap tanggung-jawab yang dipercayakan kepada kita, dalam studi, pekerjaan termasuk dalam keluarga. Saksikan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Kristus, kita melayani tetapi kita juga bisa berprestasi dalam studi, kita bisa sukses dalam pekerjaan, dapat dipercaya dan berhasil dalam keluarga kita. Saudaraku, persembahkanlah hidupmu kepada Tuhan dalam setiap detail kehidupan lakukanlah semuanya sebagai ibadah, sebagai pelayanan kita kepada Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam melayani Tuhan karena kita mengerti kita sedang mengerjakan apa yang dikehendakiNya, memaksimalkan potensi yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dengan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup. Dengan demikian kita menjadi lebih produktif, tidak akan menjadi lelah dalam pelayanan dan kecewa dengan orang lain ataupun keadaan. Khotbah Ev. Joyce Lim
khotbah tentang melayani tuhan